Zwisslerrr ...

Senin, 21 April 2008

Begitu sempurna ( Cita-cita Kartini )

Apa sih batasan kebebasan berekspresi yang dicita-citakan Kartini dulu ? Menilik sejarahnya Kartini kecil sangat kecewa dengan pembatasan kesempatannya memperoleh pendidikan. Maka dalam surat-suratnya yang dirangkum dalamHabis gelap terbitlah terangbanyak mengungkap tentang emansipasi. kesetaraan gender, kesamaan kesempatan memperoleh pendidikan, kemajuan kaumnya dan seterusnya sehingga wanita menjadi lebihhiduptidak hanya sekedar menjadikonco wingking” ( teman di belakang) arogansi kaum pria.

Karena selayaknya sesama manusia, memang punya hak dan kewajiban yang sama. Perbedaan yang ada ditakdirkan untuk setara dalam saling mengisi, bukan untuk meninggikan derajat satu dari yang lain, sehingga karenanya dapat memeras untuk melanggengkan kepentingannya sendiri. Di masa sekarang, kita boleh berlega sedikit, bahwa sebagian cita-cita Kartini sudah terwujud. Hampir seluruh bidang dapat dimasuki kaum wanita. Walau memang secara kualitas, masih lebih banyak yang terdampar sebagai kaum kelas bawah yang belum punya daya untuk melawan.

Jika infotainment gencar memberitakan betapa seorang Maia ngotot tidak mau diperlakukan semaunya oleh suaminya ( terlepas siapa yang benar dan salah ) , maka di luar sana mungkin seribu kali lebih banyak wanita lain yang lebih memilih makan hati daripada harus berseteru dengan kesemena-menaan suaminya. Melawan memang butuh keberanian luar biasa, namun untuk apakah gunanya melawan hanya untuk membuktikan siapa yang menang dan siapa yang kalah ?

Sehingga cukup bagi wanita untuk setara, kemudian kembali pada panggilan kodratnya menjaga kehormatan agar layak dicintai, menjadi istri, dan Ibu bagi putra-putrinya.
Sungguh aneh jika beberapa waktu yang lalu, seorang penyanyi dangdut yang dilarang tampil di beberapa daerah malah berdalih masih banyak artis lain yang lebih erotis lagi dalam penampilanya. Selanjutnya malah menyatakan kalau penampilanya juga tergantung selera pasar. Jelas sudah harga dirinya sudah dinilai dengan uang, inikah cita-cita Kartini ?... minta kebebasan berekspresi untuk memenuhi selera pasar agar dapat terus manggung dan berlimpah rupiah ?

Cita-cita Kartini tentu saja jauh dari urusanurusan limpahan materi. Terbukti, pengorbanannya bersedia menikah dibarengi dengan permintaan mendirikan sekolah keputrian. Jadi, kualitas pendidikanlah yang menjadi kunci. Podium-podium internasional untuk membutuhkan sisi kelembutan wanita untuk menghentikan perang, untuk lebih menyayangi lingkungan hidup yang kian tak terurus, dan tentu saja meraih simpati untuk kegiatan-kegiatan sosial lainnya.

Industri musik dan entertainment pesonanya memang sedang menggila saat sekarang seiring dengan jebolnya batasan arus pemberitaan media. Bahkan acara-acara TV yang berusaha memunculkan bintang-bintang baru pun giat di tayangkan langsung. Jalan singkat menuju ketenaran semakin terbuka. Tapi apakah acara-acara itu mengajarkan goyang erotis ? Sekali pun tidak. Generasi artis-artis instant kita tetap belajar bagaimana cara menyanyi dengan benar, menyanyi dengan kekhasan suaranya, dan tentu saja penghayatan dari dalam hati. Cita-cita Kartini bisa ditemukan dalam nyanyian inspiratif tentang cinta, tentang kasih, dan tentang persahabatan yang terus didengung-dengungkan.

Cita-cita Kartini sangat relevan dengan kebutuhan bangsa ini akan generasi mudanya yang berkualitas. Karena generasi muda yang berkualitas hanya akan lahir dari Ibu yang penuh dengan kehormatan. Sudah seharusnya setiap wanita yang terinspirasi cita-cita Kartini, dapat terpuji sesuai lirik laguSempurnadi bawah ini :

“ ... tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu,
janganlah kau tinggalkan diriku
kutakkan mampu menghadapi semua
hanya bersamamu ku akan bisa
kau adalah darahku
kau adalah jantungku
kau adalah hidupku
lengkapi diriku
oh sayangku
kau begitu
sempurna ....”

by fixshine
menyambut Hari Kartini 21/04/08

posted by Sigit at 04.38

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home