Zwisslerrr ...

Minggu, 13 April 2008

Hypnosis positip sehari-hari

Kemarin ketika membaca blog seorang adik, yang intinya dia mendapatkan job ngelesin anak-anak yang nakalnya ga ketulungan, yang boro-boro mau ngajarin, mendiamkan mereka saja sudah merupakan perjuangan besar. Lucu sekaligus prihatin. Susah juga yak, kalau anak TN bandel tinggal disuruh push-up mungkin malah sehat, tapi ini anak orang. Masak iya harus ditabok ho ho ho. Kemudian teringat beberapa hari sebelumnya barusan baca beberapa buku bertemakan perilaku “mind” sampai mengarah ke hipnotisasi praktis untuk kehidupan sehari-hari. Kepikiran deh bagi-bagi ilmunya.

-----
Jika manusia hidup terdiri dari 2 hal yaitu tubuh dan pikiran, maka apa yang masuk kedalamnya sangat menentukan bentuk dari tubuh dan pikiran itu. Tubuh kita adalah apa yang kita makan dan minum. Pikiran kita adalah apa saja informasi termasuk pengaruh baik buruk dari yang kita denga atau lihat. Selanjutnya kita akan membahas soal pikiran.

Kepribadian adalah hasil kebiasaan kita sehari-hari. Mengapa disebut kebiasaan ? karena mungkin kita bahkan tak pernah berpikir baik buruknya untuk melakukan. Mengapa tidak berpikir ? karena pada saat pertama mau melakukannya kita tidak melakukan perlawanan, atau sudah memberikan persetujuan secara sadar , tidak sadar, atau bahkan terpaksa. Inilah rahasia kecil teknik hipnosis.

Mengapa anda memilih merek handphone tertentu ? komputer tertentu ? antivirus tertentu ? atau bahkan baju ? Sebagian besar dari kita jarang melakukan observasi, sebagian besar kita tahu dari iklan, dan sebagian besar mengiyakan saja kualitasnya tanpa pernah melakukan penelitian. Nah, yang lebih canggih lagi dengan beredarnya tabloid-tabloid yang mengupas teknologi suatu produk dengan detil, ANDA LANGSUNG PERCAYA ! apalagi ditambah design fotografi dengan efek-efek khusus, pikiran anda tidak lagi melakukan “perlawanan” bahkan kalau anda punya duit, rasanya ingin segera melakukan transaksi.

Sedikit cerita, ketika hari pertama FastNet di launching, konon kabarnya jaringan telepon area karawaci dan sekitarnya “hang”. Iklannya yang bergambar seorang gadis bule dengan senyum kepuasan itu muncul di kompas, sudah mampu membuat tiap orang yang melihat segera mengangkat telpon dan melakukan pemesanan ke nomor hotline . Bayangkan betapa hebat pengaruh iklan dengan visualisasi dan cara menampilkannya. Yang mau saya katakan, banyak orang langsung terpengaruh, banyak orang langsung terhipnotis mengangkat telpon.

Sebaliknya, saya juga pernah mengalami betapa susahnya menjelaskan hanya sekedar jumlah tagihan kepada seorang pelanggan, ketika dia sudah mempunyai hitungan tagihan sendiri. Sampai-sampai saya harus merelakan dicaci maki dulu sebagai tukang manipulasi angka. Padahal sangat jelas billing tagihan dikirim ke rumahnya rutin tiap bulan.
Kasus pertama adalah kasus ketika orang gampang dipengaruhi, kasus kedua adalah ketika orang susah dipengaruhi. Inilah rahasia kecil hipnosis. Hipnosis tidak bisa dilakukan pada orang yang memang tidak mau dipengaruhi. Hanya itu ? ya. Sepele yak ? benar tapi dampaknya besar. Karena kita seringkali memaksakan orang untuk mau. Kita malas mempersiapkan orang untuk mau terlebih dahulu sebelum mengajak atau meminta melakukan sesuatu.

Jika anda melihat penampilan Romy Rafael di tipi yang begitu spektakuler menyuruh orang berbuat semaunya, itu hanya karena orangnya sudah dipilih disamping Romynya sendiri sudah berpengalaman mengkondisikan seseorang agar ia agar “mau” terhipnotis di suruh-suruh. Jadi gampangnya jika misalkan si Romy itu ketemu orang yang belum-belum sudah menolak di hipnotis yang ga bakalan bisa.

Nah, apa sih yang terjadi saat orang terhipnotis ? Yang pasti orang terhipnotis bukan berarti tidak sadar, ia masih bisa mendengar atau bahkan melihat dengan sadar hanya fokusnya saja yang dialihkan. Yang pasti ia menerima “perintah” tanpa perlawanan. Sampai kapan kondisi terhipnotis itu bertahan ? inilah yang harus kita ketahui lebih lanjut. Karena ketika kondisi tidak mendukung segalanya bisa bubar. Tentu anda sering memperhatikan jika seorang anak kecil sedang belajar sedang belajar lalu di ruang sebelah terdengar suara-suara film kartun kesukaannya. Pastilah dia akan gelisah, lalu merengek-rengek tidak karuan.

Oke, kondisi tersebut dipetakan dalam 4 kategori gelombang otak :
Beta ( 14-100 Hz ) : gampangnya inilah otak analitis penuh pertanyaan, dan perlawanan sangat aktif mikirin segala sesuatu, saking ribetnya, jadi stress, ga percayaan, was-was, pokoknya ciri-ciri orang lagi sensi
Alpha ( 8-13.9 HZ ) : gampangnya ini otak lagi dalam perasaan nyaman dan santai, cocok buat orang lagi mau berdoa, sholat, beribadah, atau mau menerima pelajaran. Inilah gelombang otak yang merupakan gerbang menuju tingkatan bawah sadar sekaligus kondisi dimana apapun informasi akan diterima, dan diberi persetujuan untuk diterima.
Theta ( 4-7.9 Hz ) : gampangnya ini otak orang-orang yang lagi trance, meditasi, tidur dengan mimpi,
Delta ( 0.1-3.9 Hz ) : gampangnya ini otak full istirahat, benar-benar ga sadar, tidur tanpa mimpi, tanpa perasaan, biasanya saat tubuh pemulihan diri, cuman hati-hati ga boleh kebablasa jadi 0 Hz karena itu berarti sudah bye bye ... dengan dunia yg hiruk pikuk ini he he he
Anak-anak kecil ( balita ) otaknya masih dalam masa pertumbuhan sehingga gelombang Alpha lah yang biasanya muncul. Mereka sebenarnya penurut dan menerima begitu saja menurut ketika diberikan perintah asal tidak bertentangan dengan order sebelumnya yang sudah eksis. Makanya sangat penting memberikan perintah-perintah kebiasaan baik di masa ini, karena akan sangat mudah diterima. Sebaliknya jangan sampai keduluan order kebiasaan buruk yang masuk seperti misalnya : jam 7 malam si anak terbiasa nonton kartu “Naruto” ya sudah selamat berbawel2 ria menyuruhnya belajar pada jam-jam itu.

Orang dewasa, dimana otaknya sudah sempurna terbentuk dan terbiasa mengolah semua informasi yang masuk tiap hari, kondisi otaknya akan bermain sekitar gelombang Beta. Maka wajar makin modern dan canggih orangnya makin ribet orangnya .. makin egois, makin ngotot, makin susah dibilangin, tidak lain tidak bukan karena hanya percaya informasi pertama yang diyakini kebenarannya. Masalahnya bagaimana ia bisa meyakini sesuatu hal lain yang lebih benar misalnya kalau belum-belum dia sudah melakukan “perlawanan”

Inti dari penjelasan di atas, adalah kapan otak bisa “menerima” informasi, dan kapan otak selalu akan “menolak” informasi. Anda harus mempersiapkan orang lain untuk mau menerima informasi atau perintah ( dalam kondisi Alpha ) , atau sebaliknya tidak usah cape2 berdebat kalau dia memang tidak mau menerima informasi ( dalam kondisi Beta )

Pernahkah anda merasa tenang di dekat orang yang berpengaruh ? orang yang bijak ? yang ramah ? yang biasanya tempat orang bertanya dan berkeluh kesah ? kira-kira mengapa begitu ?
Satu-satunya penjelasan teknis, ya anda ketularan saja, kecuali memang anda tidak mau merasa tenang. Kalau anda kangen sekali pada seseorang, kemudian bertemu orang itu walaupun dia hanya menyapa “ Hai “ anda menjadi tenang. Artinya gelombang Beta otak anda ketemu gelombang Alpha orang yang anda kangeni itu ketularan menjadi Alpha karena anda memang mau. Tapi yang parah jika sudah kangen berat tiba-tiba orang yang dikangeni ini malah nyolot “ Ngapain kamu nyari2 aku ?!! “ ini Beta ketemu Beta selamat membuat perang dunia ketiga sendiri he he he...

Inti dari penjelasan di atas mulai dari diri anda sendiri dalam kondisi tenang, nyaman, ramah, penuh senyum ( dalam gelombang Beta ), pertahankan itu terus agar yang lain terpengaruh. Akan lebih baik lagi jika ruangan tempat anda mendukung fokus, seperti mematikan televisi, radio, menyingkirkan makanan, minuman, pokoknya agar sumber kenyamanan itu dari anda, andalah yang harus menjadi pusat perhatian.

Jangan sekali-sekali mengucapkan kalimat-kalimat negatif, seperti :
“ Kamu bodoh “
“ Ini masalah sulit “
“ Kalau kamu nakal, ga akan pernah bisa “

Akan lebih baik menarik perhatian dengan, kalimat-kalimat positif, seperti :
“ Kamu pintar ko “
“ Ini gampang ko, ayo coba aja “
“ Tuh kan kalau nurut dikit aja, bisa kan “

Lalu kalau situasinya memang kacau bagaimana ? ya cepat-cepatlah diam, aturlah nafas menjadi pelan, mungkin bisa dibantu dengan menutup mata, pisahkan diri anda dari sumber keributan dan kekacauan. Seperti kata orang Jawa “ Sing sadar ngalah “ ( yang sadar mengalah saja ), Mungkin butuh waktu menarik diri beberapa saat tapi itu sangat efektif daripada saling membalas energi negatif.




by fixshine,
disarikan secara bebas dari
Quantum Ikhlas ( Erbe Sentanu )
Hypnosis / The Art of Subconscious Communication ( Adi W. Gunawan )
posted by Sigit at 21.56

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home